Thursday 6 October 2011

Pesona Sisma

Sekolah model, itulah predikat yang kini disandang SMAN 7 Denpasar. Di umurnya yang ke-21 predikat tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi Sisma. Menjadi sekolah contoh tidaklah mudah. Sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar harus lengkap dan memadai. Melihat ke dalam, Sisma saat ini sedang berbenah diri. Banyak hal yang mulai ditata untuk dapat menjadi panutan bagi sekolah lain. Melihat hal ini, ada beberapa kritik dan saran yang ingin saya sampaikan untuk Sisma

Kantin, merupakan salah satu tempat yang saya pandang masih sangat perlu untuk dibenahi. Kantin yang sempit dengan siswa yang banyak dan saling berdesak-desakan saat jam istirahat tiba, merupakan pemandangan yang lazim di kantin Sisma. Mirip seperti sebuah kantin metropolitan yang kelebihan jumlah pengunjung. Saya berharap, kantin segera dibenahi. Dibangun lebih luas dan nyaman agar tidak terjadi pemandangan seperti di atas tadi. Jika kantin menjadi lebih luas dan tertata, saya yakin siswa pun akan nyaman berbelanja disana dan tidak harus berdesak-desakan lagi.


Hal kedua yang ingin saya komentari adalah taman sekolah. Menurut saya sendiri, taman di Sisma sudah rindang dan tertata rapi. Sehingga memberikan kesan yang asri dan sejuk. Perawatan terhadap tanaman pun sudah sangat baik, karena setiap harinya ada petugas taman yang menanganinya. Namun, ada sesuatu yang masih perlu ditambahkan untuk melengkapi taman kita yang indah ini, yaitu pagar pembatas. Saya yakin, biaya untuk perawatan taman di sekolah tidaklah murah. Untuk itulah sebaiknya taman kita diberikan pagar pembatas agar para siswa tidak seenakny menginjak rumput. Mengingat masih banyak siswa yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan. Untuk pagar pembatas yang telah ada, saya pandang masih kurang. Selain itu pagar yang ada juga tidak dalam kondisi yang prima. Karena telah banyak yang patah dan rusak. Sebaiknya, secepat mungkin hal ini mendapat perhatian dan tanggapan, agar taman di Sisma tidak menjadi sebuah taman lapang dengan debu coklat menghiasinya.

Selanjutnya, melihat dari tenaga pengajar yang ada di SMAN 7 Denpasar, saya nilai sudah memadai. Namun, ada hal yang kurang saya sukai dari beberapa guru di Sisma, yaitu cara mengajarnya. Saya yakin, semua siswa pasti lebih suka belajar dengan guru yang mengajar dengan santai namun tetap serius. Karena dengan belajar seperti ini, kita sebagai siswa akan menikmati proses belajar mengajar. Saya juga mendukung guru-guru yang menegakkan disiplin dan ketegasan saat proses belajar mengajar, namun saya tidak begitu suka saat ada guru yang mengajar dengan menggunakan emosi. Menurut saya, sikap emosi tidak akan membuat siswa merasa nyaman belajar, sebaliknya siswa akan merasa tertekan dan tidak akan menikmati proses belajar. Untuk bertanya kepada guru yang bersangkutan pun siswa pasti akan merasa enggan. Saya sadar, bahwa itu adalah karakter setiap guru yang mungkin sangat sulit untuk dirubah. Tapi saya berharap karakter tersebut dapat ditahan atau dihilangkan sejenak saat berhadapan dengan siswa di dalam kelas. Agar kita sebagai siswa merasa nyaman saat belajar, begitu juga sebaliknya guru yang mengajar merasa dihargai karena siswa memperhatikan dan mengikuti proses belajar dengan baik.

Terakhir yang ingin saya kritik adalah cara sembahyang saat Rahinan Tilem. Saya berharap persembahyangan pada Rahinan Tilem juga dilaksanakan secara bersama-sama layaknya pada Rahinan Purnama. Karena jika kita sembahyang sendiri-sendiri, Pura sekolah menjadi sangat padat saat semua siswa ingin bersembahyang. Lain halnya jika persembahyangan dilakukan secara bersama-sama. Tentu akan lebih tertib dan akan lebih baik, serta tidak akan ada siswa yang permisi dan meminta izin untuk sembahyang saat jam pelajaran berlangsung.

Sebagai siswa, itulah beberapa hal yang saya rasa masih perlu dibenahi oleh Sisma. Selebihnya, pelayan prima yang diberikan Sisma sudah bagus dan patut diacungkan jempol. Jaya terus Sismaku, semoga saat engkau semakin berumur, engkau akan semakin perkasa dan semakin berkembang. Matuha, Migasa, Mawredya, SISMA.
Published with Blogger-droid v1.7.4

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls